Liputan6.com, Jakarta – Presiden Ripple Labs Inc, Monica Long dalam wawancara eksklusif mengungkapkan negara di kawasan Asia-Pasifik memimpin dalam mengembangkan peraturan cryptocurrency global yang mendukung inovasi, yang juga harus diperhatikan oleh regulator AS.
“Anda melihat banyak negara di Asia seperti Singapura atau Jepang benar-benar menunjukkan kepemimpinan dalam memberikan kejelasan tentang bagaimana mereka akan mengatur kripto,” kata Long, menambahkan dia positif tentang arah regulasi kripto Asia, dikutip dari Forkast, Kamis (30/3/2023).
Long juga memuji negara-negara Eropa karena bekerja pada kerangka peraturan bersama yang disebut Pasar dalam Aset Kripto, yang dijadwalkan untuk pemungutan suara terakhir di Parlemen pada 19 April.
“Anda menyandingkan ini dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat, di mana pemerintah tidak dapat bertindak bersama dalam hal memutuskan bagaimana mereka akan mengatur industri ini,” jelas Long.
Bisnis kripto di AS kemungkinan akan menghadapi tantangan dalam menemukan mitra perbankan lokal setelah runtuhnya Silvergate Bank, Silicon Valley Bank, dan Signature Bank, tiga bank besar yang berfokus pada kripto di negara tersebut.
Ripple Labs sendiri sedang berjuang melawan hukumnya sendiri melawan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) karena diduga menjual USD 1,3 miliar atau setara RP 19.5 triliun (asumsi kurs Rp 15.066 per dolar AS) sekuritas yang tidak terdaftar.
“Implikasi untuk kasus ini sangat luas jangkauannya untuk industri kripto karena kami berharap keputusan ini pada akhirnya akan menjadi preseden bagaimana pemerintah AS akan melihat pengkategorian aset crypto dan mengaturnya,” ujar Long.
Long menambahkan, penting bagi AS untuk merangkul inovasi ini dan membuatnya berfungsi dalam sistem peraturan mereka sehingga kami melindungi konsumen tetapi membiarkan inovasi berkembang.
“Saat ini, ini adalah gambaran yang suram bagi AS dengan penumpasan kripto ini. Kami melihat inovasi meninggalkan pantai Amerika,” pungkas Long.
By Liputan6
Penulis: Nurmayanti
Berita lainnya baca disini