Ketua Majelis Permusyarawatan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI), Bambang Soesatyo, kembali menyuarakan dukungannya terhadap ekosistem kripto. Bambang Soesatyo mengatakan bahwa dirinya mendukung gagasan generasi muda yang tergabung dalam Institut Kripto Nasional (IKN) untuk mendirikan BlackStone Wallet, crypto wallet pertama asal Indonesia.
Dalam keterangan resminya, sosok yang kerap disapa Bamsoet itu menyebut adopsi kripto di Tanah Air sudah semakin tinggi. Menukil data Chainalysis, saat ini, Indonesia menyabet peringkat ketujuh dalam hal adopsi aset kripto. Posisi Indonesia berada di atas Pakistan, Brasil, dan Thailand. Menurut Bamsoet, data itu memperlihatkan bahwa potensi pasar kripto di negeri ini sangat besar.
Terlebih lagi, meskipun tergolong baru, jumlah investor aset kripto sudah jauh lebih besar dari investor di pasar modal. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total investor pasar modal tanah air per September mencapai 11,72 juta orang. Sementara di periode yang sama, total pelanggan kripto tercatat mencapai 17,91 juta.
“Sepanjang tahun lalu saja, akumulasi nilai transaksi aset kripto terus tumbuh dengan kapitalisasi yang fantastis, mencapai Rp305 triliun. Jika dikelola dengan baik, sangat mungkin Indonesia menjadi crypto hub di wilayah Asia Tenggara. Di kawasan ini, Indonesia bersaing ketat dengan Vietnam, Filipina, dan Thailand.”
Bambang Soesatyo, Ketua MPR Republik Indonesia
Menurutnya, besarnya pasar kripto di Indonesia bisa dimaknai sebagai sebuah potensi ekonomi—baik sebagai peluang investasi maupun sebagai alternatif sumber pemasukan negara. Selain itu, potensi tersebut juga bisa dipandang sebagai stimulus untuk memajukan perekonomian nasional, yang pada akhirnya mampu mendorong peran bangsa ini dalam perekonomian regional.
Selain Crypto Wallet, IKN Juga Berencana Garap Stablecoin
Oleh karena itu, Bamsoet melihat bahwa upaya komunitas IKN untuk mengembangkan pasar kripto di Indonesia patut di dukung. Selain crypto wallet, IKN juga dikabarkan tengah menggarap proyek mata uang kripto bernama BlackStone Token.
Tidak berhenti di situ, komunitas ini juga disebut bakal mengerjakan proyek stablecoin bertajuk Oeang Republik Indonesia (ORI).
“Fenomena kripto sebagai instrumen investasi yang juga bisa menjadi alat transaksi di beberapa negara telah menghadirkan paradigma baru pada sektor keuangan. Kondisi tersebut ditopang oleh perkembangan teknologi digital yang telah merasuk dan semakin berpengaruh pada segenap dimensi kehidupan, menjadi bagian dari arus peradaban yang nyaris tidak terbendung,” tambah Bamsoet.
Hal senada juga pernah diutarakan oleh pejabat negara lainnya, yaitu Ridwan Kamil. Dalam acara Bitcoin Conference 2023 di Miami, mantan Gubernur Jawa Barat itu menyebut kemampuan aset kripto Bitcoin (BTC) yang bisa membantu masyarakat mendapatkan akses keuangan secara murah dan cepat.
“Bitcoin adalah solusi bagi masyarakat unbankable. Sekitar 40% masyarakat Indonesia masuk dalam ketegori tersebut dan hanya dengan menggunakan ekosistemnya (bitcoin), mampu mempercepat transaksi, menghasilkan biaya yang rendah serta transfer lintas batas dengan lebih cepat.”
Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat
Meskipun mata uang kripto tidak diperkenankan untuk dijadikan alat pembayaran dan hanya diakui sebagai komoditas investasi di Indonesia, dirinya optimistis bahwa proses untuk bisa menerima Bitcoin sebagai media pembayaran hanya soal waktu.
Pemanfaatan Ekosistem Blockchain untuk Banyak Sektor
Menyadari besarnya potensi yang bisa digarap dari teknologi kripto khususnya blockchain, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti, Tirta Karma Senjaya, pernah mengatakan pemanfaatan blockchain bisa digunakan pada lebih banyak sektor selain keuangan.
Telekomunikasi, kesehatan, dan logistik adalah beberapa contoh sektor yang bisa diintegrasikan dengan teknologi blockchain untuk menciptakan keterbukaan dan efisiensi.
Tirta percaya diri bahwa teknologi blockchain ke depannya akan menjadi pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi aset digital di Indonesia.
By Beincrypto
Oleh: Adi Wira
Diperbarui: oleh Lynn Wang
Berita lainnya baca disini